Lubuk Hatiku

Dalam lubuk hati ini, sebenarnya inginkan hati ini yang selalu terjaga untuk dia kekasih halalku. Iya, kekasih halalku. Karena itu selama ini aku selalu berusaha menjaganya untuk tidak terjerumus dengan cinta semu. Intinya aku inginkan sepenuhnya untuk yang halal bagiku. Pengeeeen bangettt, meski itu tentang perasaan, rasa perawan. Tapi apakah memang ada di dunia ini yang memang benar rasa yang ada id hati itu benar2 perawan??? Sewaktu masuk universitas aku pernah berkata dalam do’aku, “ya allah aku tak mau banyak jatuh hati, aku tak mau banyak cinta, aku lelah. Iya lelah bukan berarti aku pembual cinta, yang dimasa lalunya banyak hamburkan cinta,Gak seperti itu. Alhamdulillah allah selalu jagaku. Hanya memang allah pernah mengenalkanku pada dunia, dimana aku “menerima”.
Begitu menyesakan di dalam dada akan penyesalan, menyesal n menyesal dengan apa yang teralami olehku. Jadi aku merasa, aku gak bisa menjaga hatiku dengan seutuhnya dengan memberikannya kepda yang hak dan halal bagiku. Disela-sela aktivitasku aku selalu meretapi kesedihan dan penyesalanku “Rasa yang dihati ini udah gak Perawan”, karena dimasa lalu aku pernah menyukai, mengagumi seseorang. Benar-benar sangatttt menyesal saat itu yang kurasa. Makanya aku harus berubah menjadi lebih baik n lebih dalam menjaga segalanya. Rasa penyesalan itu diawali karena  ku inginkan menjadi bidadari syurga, apa pantes ya allah?dengan rasa yang udah gak perawan ini? Penyesalan dalam dada ini begitu dalam, hanya karena aku pernah menyukai, mengagumi seseorang diwaktu ke belakang. Alhamdulillah ya allah, walaupun pernah ada tumbuh rasa kagum n suka terhadap seseorang, tapi kau sellu jaga aku. Tak pernah ku alami pacaran seperti orang pacaran itu seperti ngobrol berdua, jalan berdua, pegangan tangan, mesra2an seperti kaya pelukan n bla bla bla, Alhamdulillah ya allah, gak pernah seperti itu. KUPER Y??? gak papa ko dipandang kuper sama orang, yang penting gak kuper di mata allah aja.
Awalnya, sebenarnya belum mengerti rasa cinta, sayang itu seperti apa. kadang aku juga suka bertanya-tanya kalau melihat orang yang berpacaran. Asa ngebosinin, gitu-gitu aja kalo lg dmasa-masa sekolah. Emang pada ngobrolin apa aja, meni pada sering ngalobrol, tp ga abis-abis y pembicaraan the. Hhe. Saat itu, kelas VIII Mts, aya nu nyuratan. Dan aku gak ngerti kedah kumaha ieu the, dan teu ngarti nantinya harus seperti apa. sebenarnya dari dulu juga so kaya bae nu hoyongeun the semenjak aku kecil, tapi ya itu aku gak tertarik sama yang namanya pacaran. Apa enaknya ih. “fikir ku”. Tapi segak mintanya aku pacaran, gak munafik lah, disaat kita merasakan “tertarik, suka” sama yang kasep, jadi semenjak kecil juga, tau lah kanu kasepmah. Hhheee. Tapi pami pacaranmah, kasarnya “embung”.hhe. siang itu aku melihatnya, “aku terpukau”. Ya lumayan kasep soalnya ala2 boy band masa itu. hhe. Dan keesokan harinya, eeehhhh ada surat untukku dari yang kemarin aku pelototi itu dengan terpukau ketampanannya. Prett.hhe. aku berkata, “kaya yang ia aja , saat aku melihatnya so cool, tiis gening. Eh kirim surat. Tapi da gitu aku mah, iya resyef saat melihatnya tapi kalo dikirim surat ngajak pacaran “gak mau”. Berkali-kali seperti itu, lebih nyaman berteman. Da gak ada bedanya aku rasa. Ditambah kenapa aku gak mau, gak bales pula, karena saat itu aku memikirkan bagaimana perasaan seseorang yang lebih dulu suka titip2 salam, dan aku ada sedikit tertarik sama dia murid baru di MA. Aya sedikit suka, tapi gak ngerti. Dan hari setelah itu, dian kirimkan surat menyatakan perasaannya, eukh da aku mah tiis2 bae, gak tau gimana. Hhe. Tapi dicoba dibuatin surat sama tetahku, diterima. Hhe. Nya nantimah bagaimana nanti aja.
Setelah hari itu, istilahkan zaman itu aku pacaran, mengenal cinta monyet. Hhe. Tapi kadang aku merenung saat waktu2 kosong sambil menatapi kelasnya, “kenapa ya, ko aku gak kaya orang lain. Gening liat oranglainmah pacaran the, suka ngobrol, bebarengan terus, apalagi yang sama dewasa kalo berangkat sekolah di jemput, pulangnya di anteri. Tapi inimah tau gak? Kalau berpapasan dijalan teh, biasa we geura. Gak nanya, paling dia senyum doang. Jangankan ngobrol berdua, hadeeeeuuuu pendak papas an oge tibah senyum doang. Dan itu berbulan2 juga tetap seperti itu. kebulan berapa ya saat itu the, dia mencoba suka nyamperin kalo aku lagi ngumpul sama anak2, tapi ya gitu camewek we, ditanya enya jawab, ga ditanya diem. Ngobrolnya sama temen aku we. Da akumah ga ngerti atuh kedah kumaha. hha 
Hingga akhirnya suatu hari dia meminta kepada temanku, untuk cara supaya aku bisa ngobrol berdua. Tapi aku gak mau. Hingga akhirnya ditemani selalu temanku, tapi dipertengahan obrolannya temanku pura-pura kebelet, padahal pura2. Dan di saat itu dia mengakui, walaupun diantara kita tak seperti pacaran orang lain, masing2 cuek bebek tapi tetap dia memiliki kesalahan yang selama ini disembunyikannya, kalau dia memiliki kekasih sebelum menyatakan perasaan sama neng, katanya. Jlep. Yang ada dalam benakku, teruuuuussss.? Aku gak mau menjadi yang kedua, aku gak mau jika aku menjadi wanita tu digituin, intinya aku ni perempuan bisa merasakan apa yang dirasakan wanita lain disaat sang kekasih hati berpaling dari hatinya, dan saat itu juga. Oke udahan. Lah akumah woles bae. Ya allah kenapa ya denganku, kenapa sellu data raja. Selama menjalaninya, gak pernah mengalami lika-liku kaya di FTV, datar bae. Dsaat dia boncengan, mesraan brsama temannya, da akumah biasa dipelong doang.hhe

Masa MA
Masa ini aku jahat bangettttt. Hhe. Da hrus gimana atuh, gak bisa ngapa-ngapin lagi disaat aku udah bilang gak mau ya gak mau atuh. Dengan perlahan aku ucapakan, maaf. Dan terus berkali-kali terus mengunkapkan, kan seakan kaya memaksa. Hingga kesekian kalinya saat itu dia jauh2 karena udah pindah ke bekasi, dan datang ke pangalengan hanya ingin bertemu aku dan mengungkapkan perasaannya udamah ujan2 nyampe pangalengan. Awalnya aku gak mau menemuinya, gkada hasrat untuk ketemu, ngobrol2 jeung sasaha atuda,hhe. Tapi teman2 nyudutin, oke akui temui ditemani adik kecilku. Dan iya dia mengungkapkan perasaannya lagi, “gak tega”. Ya udah. Aku bilang, dan diapun senang keliatannya. Hoyong ceurik ieu pameget teu ngartos2, atuh aku ge gak tega dengan kedatangannya jauh2. Maaf bukan karena aku mau. Yang aku makin aku gak suka. Tau gak? Dia sempat mau megang tanganku, tapi aku coba tepis “apaan cih”. Ya allah maafkan aku. Makin ilfil. Dan setelah itu dia pergi ke bekasi n aku disini. Tapi da akumah gak punya perasaan apa-apa, gak pernah merasa terkekang atau apa. bahkan sempat dia pernah dating ke pangalengan, gak pernah aku temui “gak mau”. Orang yang sayang bener gakan maksa seperti itu, dan aku putuskan gak mau.
Awalnya karena hati aku sudah terpikat pada seseorang saat pandangan pertama.
Masuk Universitas,
Gak munfaik, seingin menjaganya, aku fikir rasa yang menggejolak di hati itu sebaai fitrah. Pasti semua orang pernah merasakannya. Jadi gak salahkan jika aku putuskan untuk menjatuhkan pilihan dan menjalaninya?


Komentar