Aku tak ingin melihatnya terjatuh dan terjatuh lagi

Aku tak ingin melihatnya terjatuh dan terjatuh lagi
Sebesar apapun kesalahan yang dia lakukan dan membuat aku kecewa, sungguh aku tidak bisa membencinya. Sebanyak apapun orang mengatakan ini dan itu tentangnya, tidak bisa merubah hatiku yang tulus menyayanginya. Justru, dengan itu aku semakin tak mau lengah untuk selalu memperhatikannya. Dia bukan siapa-siapa dihidupku sebelumnya, tapi semenjak aku bertemu dengannya dia menjadi siapa-siapa bagiku. Karena semenjak pertama melihatnya, aku merasa dia tidak asing bagiku dan saat aku belum mengenalnya betapa aku ingin mengenalnya. Inilah yang ku rasa.
***
Sebagai siswa baru saat itu, pasti memiliki panitia yang di pavoritkan. Dan pandanganku tiada lain tertuju kepadanya. Senang rasanya melihatnya, apalagi dia selalu memimpin acara di MOS waktu itu. otomatis, dia pasti selalu ada berpartisipasi dalam mengisi acara tersebut. Saat pertama aku masuk sekolah dan menjadi siswi baru disana sangat aneh kurasa, karena aturan sekolahnya beda dengan sekolah lainnya, seperti awal masuk sekolah dan seragam yang dikenakan. Matahari sudah terbit, sementara aku belum apa-apa, belum mandi, nyetrika dan apalagi dikerudungnya juga aneh, jadi sulit memakainya. Aku merasa gelisah. Tapi beresnya aku mandi, “neng, itu bajunya sudah di setrikain sama a iyan “bibiku berkata””. Aku merasa terkejut, “ko . . .”, tapi Alhamdulillah ternyata ada yang baik hati dipagi ini. Sebagai murid baru yang masih kental dengan malu-malu kucing, jalan juga susulumputan sama yang udah gede. Eh tiba, “lul itu di pippinya ada bedak”. ”seseorang memanggilku”,  “deg deg deg ”, aku merasa malu. Dan aku lihat ternyata itu a iyan, pas aku lihat a iyan senyum-senyum gituh mungkin lucu kali melihat tingkah aku yang saat jalan susulumputan terus bedak masih nempel di pipiku, untung saja tidak aku bawa ke kelas bedaknya. Makasih ya a udah ngasih tahu, ya walaupun merasa gendok sedikit karena malu tapi gak papa. ^_^.
Hari demi hari ku lalui dan hingga akhirnya aku bisa mengenal satu demi satu teman baruku, baik di kelas ataupun di asrama.
***
Namanya ros, dia kakak kelasku yang menurutku dia cantik, baik dan ramah. Dengan izin allah, akupun mengenalnya dengan dekat. Kita sering curhat-curhatan, dan sering bersama kemana-mana. Pada sore hari waktu itu, kita curhat-curhatan terhadap orang yang disayang. Dan akupun sempat bilang sama the ros, “teh, aku suka dan sayang sama seseorang. Hhe. “sambil tersenyum:. Tapi sanes suka cinta teh, asa ngaraoskeun nyaah we di setiap melihatnya. Hhe. T ros senyum saja mendengar pernyataanku, tapi t ros tidak terlalu kaget mendengarnya karena aku sering cerita pada the ros kalau aku sayang sama sesorang dan aku ingin dia menjadi kakaQ. Dengan singkat t ros menebak sambil tersenyum “a iyan ya?”, aku merasa terkaget, “kok teteh bisa tahu?”. Enya atuh. Aku gak tahu alasanya teh ros menebak dengan kebetulan, yang pasti teh ros bilang “kelihatan da”. Nanti teteh bilangin ya sama a iyan “ada yang mau jadi adik iyan, gituh ya?” ucap the ros sambil tersenyum. Jangan iiiiih teteh malu ih,”serontak ku jawab”. Enggak atuh, a iyan orangnya baik ko lul, “ujar the ros”. Ya atuh teh. “sambil tersenyum ku jawab”. Iya geura teh, aku suka sama a iyan, eeeeh jadinya suka juga sama pacarnya.hheu. “kebetulan, waktu itu a iyan punya pacar namanya iim”. aku selalu cari-cari perhatian geura sama teh iim, suka titip-titip salam buat t iim, eeeh kemarin teh iim kirim salam balik sama aku geura teh, senang rasanya. “curhat sama teh ros”.
***
Keesokan harinya: lul teteh udah bilang sama iyan lho, sambil tersenyum teh ros mengatakannya kepadaku. Serontak ku jawab “teteh gimana bilangnya? Dengan hati merasa takut sedikit”, tadi teteh bilang ginin, “yan, ada yang suka sama iyan dan pengen jadi adik iyan”, pas teteh bilang gituh iyan menjawab dengan tersenyum “waaaah?”
Dan akhirnya aku bisa sampai kenal dengan a iyan “makasih teh ros ya”. ^_^. Tidak lama dari itu, jadi dekat antara aku, teh ros dan kakaQ.
***
Yang namanya kehidupan tidak selamanya lurus. Karena a iyan itu baik “mungkin”, Saat itu aku pernah merasa kesal karena ada orang baru dikehidupan kami  dan selalu mencuri perhatian a iyan sama teh ros dariku. Yang lebih tepatnya perhatian a iyan. aku lihat dari matanya, seakan akan ada sesuatu yang lebih kepada kakaQ a iyan. sampai-sampai aku merasa ditinggalkan. Tapi itulah yang aku suka, a iyan itu tidak mau membeda-bedakan antara aku dengan yang lainnya, dia harus adil dalam melayani adik-adik tingkatnya yang ingin dekat dengannya. Aku merasa ditinggalkan, bukan karena “iya” ditinggalkan hanya saja waktu bersama, perhatiannya menjadi kurang karena bukan hanya aku yang ingin diperhatikannya, aya nu nyanyampeurkeun wae a iyan sareng hoyong deperhatikeun. Hheu
Melihat seperti itu, teh ros selalu menasihati aku agar aku tidak boleh berlebihan menyikapinya. Teteh akui, perasaan seperti itu wajar disaat kakak yang biasanya bersama dan manjain, dan sekarang malah merhatiin orang lain, pasti kesal. Tapi gak apa-apa ko lul, tandanya lul benar sayang sama iyan dan lul merasakan cemburu, cemburu social. “nasihat teh ros, sambil menyubit pipiku”. Senyumku kembali berkibar. ^_^.  Teteh juga pernah bilang sama iyan ko tentang lul, dan iyan sangat ngertiin lul. Teh, lul benar sayang sama a iyan. mudah-mudahan a iyan bisa menjadi kaka yang baik bagi lul ya, walaupun a iyan bukan kakak kandungku tapi lul selalu berharap ini gak berubah bahkan kalau lul nikah nanti, a iyan harus ada mendampingku. “ku ungkapkan isi hatiku sambil bersandar di pundak teh ros”.
***
Idul adha tiba, dan daging-daging berdatangan. Orang-orang di asrama berkeributan menguruskan daging-daging mau di apakan. Ditengah-tengah orang ngurusin daging, aku bersama teh ros berdiam diri saja ditaman, memperhatikan orang kesana-sini memanggang sate. Dan aku pun melihat ada yang mengikut-ngikuti a iyan. tiba-tiba yang selama ini mengikuti iyan, nyamperin aku sama t ros sedang duduk ditaman dan ngobrol we saayana. Tiba-tiba a iyan datang dengan membawa sate yang telah dirasik a iyan di piring, ma’lum kan a iyan pinter masak. Dulu juga aku pernah di ajarin ngupas, pada awalnya aku tidak bisa yang namanya ngupas, “eeeeeeh gak boleh kitu lul, lul kan istri. Kalau gak bisa bisa ngupas nanti kalau masak buat suami gimana?” “sambil tersenyum a iyan menasihatiku”. “sok ku aa ajarin, ngupas yang baik”.hhe”a iyan ngajak aku belajar ngupas”. “Kembali ke sate”.”taraaaaaaa, ni makan makan makan, aa udah masak cape-cape buat kalian makan ya”, a iyan datang dengan menjolorkan piring yang berisi daging pasakannya, awalnya aku tan teh ros gak mau, apalagi aku masih ada kesel karena a iyan sok jeung budak eta wae. “Kalau pada gak mau, sini aa suapin”, a iyan terus saja menggoda biar kami memakannya. Dan mau tidak mau, aku dan teh ros disuapin sambil becanda-canda. Tiba-tiba “bruuuuuukkkk’, suara rok terdengar. Dan kami lihat dia pergi. “alah yan gimana atuh?, mungkin dia marah kali yang karena merasa gak di anggap, kamu deuih yan kenapa bawa makanannya buat kita berdua, coba liat yan”, “ucap t ros sama a iyan”. “aaah da bener yan gak tahu disini ada ifah. “jawab a iyan”. dengan cepat a iyan langsung beranjak dan nyamperin ifah. “ya, ifah namanya. Dia yang selama ini aku rasa mencuri perhatian a iyan”. tiba-tiba a iyan datang dengan wajah lucunya, “alah ciah nangis geura”, sambil ketawa a iyan mengatakannya.
***
Hingga akhirnya, teh ros sama a iyan resmi berpacaran. ^_^
“Kring kring kring kring kring”, bunyi hp ku bunyi. Halaaaaah, ternyata dari pacar a iyan. aku bingung apa yang harus aku katakan saat itu. “namanya sela, itulah nama wanita kedua yang aku tahu selama aku mengenal kakaQ iyan”. t’sela tiba-tiba ngehubungiku dan dalam sms itu, dia percaya sama aku bahwa aku bisa memberikan info yang benar tentang a iyan, karena aku yang selama ini dekat dengan a iyan begitupun t’ros. Aku bingung apa yang harus katakan, t’sela menanyakan hubungan antara t’ros dengan a iyan. tapi aku terus yakinkan t’sela, dan akhirnya amarah t’sela mereda. Dan akhirnya duniapun mengetahui bahwa a iyan dan t’ros saling menyayangi dan mereka serius dalam menjalani hubungannya.
***
Hampir tiap malam aku menjadi saksi antara mereka berdua. Mereka memilih waktunya yang dimungkinkan orang-orang pada sudah tidur, apalagi kan menjaga perasaan t’sela selaku mantan a iyan yang juga seatap bersama dengan aku begitupun t’ros. Jadi, kalau pada mau mengobrol  harus melihat situasi dan kondisi dulu. Selaku adik, harus nurut dan selalu setia menunggu kakanya “berpacaran” walaupun sampai shubuh. ^_^. Yang unik dalam hubungan mereka, saat ngobrol-ngobrol “pacaran”, kalau tidak di kelas ya di masjid. Mengawali ngobrol-ngobrolnya, yang pertama otomatis mematikan lampu masjid, karena takut orang liat dan berprasangka lain-lain katanya. Ya, itu kalau sampai malam ngobrol-ngobrolnya, kalau masih siang-siangmah lampu masjid gak di matiin. Berjam-jam bersama-sama, aku juga ga tahu apa saja yang di obrolkannya dan obrolannya juga meni gak habis-habis, hingga akhirnya aku pulas tertidur. Selalu tertidur, setiap menunggu mereka berpacaran. Sempat waktu itu mereka berpacaran di kelas, dan udara disana sangat dingin dan aku tidak pakai switer. Aku terlihat mengantuk, “sok ja tidur, nanti aa bangunin kalau pulang”, dan akupun tidak ingat apa-apa lagi deh. Pas aku bangun, ko dibadanku ada yang menyarung. Langsung pandanganku berarah kepada mereka yang masih mengobrol anteng, a iyanpun tersenyum dan berkata “kenapa?, iya, itu jaket aa. tidur aja lagi ya kalau masih ngantuk”. Saat a iyan berkata, aku sempat melihat a iyan yang sudah tidak memakai jekat yang dipakai sebelumnya. Aku merasa kasihan, soalnya a iyan pake kaos pendek mending aku pake baju panjang dan pakai jilbab, tapi harus bagaimana atuh da aku juga merasa dingin. Maaf a ya .^_^.dan akupun tidur lagi,. “bangun bangun bangun, ayo pulang”. A iyan bangunkan aku dengan merebut langsung jaket yang aku pakai. “aa pake lagi ya jaketnya, aa kedinginan” ucap a iyan sambil tersenyum. Dengan masih mengantuk aku pun terus berjalan ke asrama. Sesampainya di asrama t’ros bilang, “kaget gak saat tadi ada jaket menyelimuti lul?”, dengan nada ngantuk aku jawab, “iya teh”. Iya, tadi iyan bilang “kasihan adiku, gara-gara iyan dia kedinginan”, lalu yan memakaikan jaketnya ke lul. Teteh juga melihatnya terharu lul, ternyata yan benar sayang sama lul. Lul harus bangga punya kaka seperti a iyan ya. Berarti do’a lul memiliki kaka yang baik, allah percayakan sama a iyan. Banyak yang ingin dekat dan mendapatkan perhatian dari a iyan, tapi sekarang lul dapatkan a iyan. ‘aku pun terharu mendengarnya”, iya teh lul bangga banget a iyan baik sama lul.
***
Membumingnya lagu wali saat itu “dik”, aku sama t’ros selalu nyanyi itu. aku pernah bilang, “iiiih teteh pengen dengar a’iyan nyanyi dik”. Selang beberapa hari, aku duduk di depan masjid dengan merasakan deras-deras air hujan, tiba-tiba a’iyan menyamperiku. Tidak lama kemudian, “mau gak dengerin aa nyanyi?”, saat aku mendengarnya, tiba-tiba mata ini berkaca-kaca mendengarkan a’iyan menyanyikan lagu “dik”. Hmmh, mungkin ini ada hubungannya dengan t’ros. “aku fikir”.
***
Hari demi hari aku semakin tahu akan perasaan t’ros terhadap a iyan. Dan itu tidak mudah bagi para lelaki mendapatkan cinta t’ros. A’iyan lah yang bisa merebut hati t’ros. T’ros sempat cerita dia pernah suka sama seseorang sebelumnya, tapi itu tidak sedalam cintanya sama a’iyan.
***
Waktu itu aku berencana mau menginap ke rumah t’ros. A’iyanpun mengantarkan kami. Ya allah aku merasa bahagaia, kami bertiga dimotos dan selama perjalanan kami bercanda-canda bersama, biasanya suka melamun masa depan. Seperti dari nama panggilan mereka, “umi dan abi” dan aku dipanggil “adek”. A’iyan bilang nanti kalau aa punya anak, bararti gak disebut adek lagi dong, tapi sebutannya “atteu ya”, tanteu buat anak-anak aa. Terharu, bahagia saat itu. dan a’iyan merencanakan pulang bersama sambil maen bareng dengan t’ros kerumahku, setelahitu ke rumah a’iyan. ditengah perjalanan t’ros minta a’iyan untuk memberhentikan motor. “sampai disini ja bi ya”, ucap teh teti dengan malu-malu. Lha kenapa? “a’iyan jawab”. Dan t’ros juga menyampaikan alasannya. T’ros dulu pernah bilang “teteh inginkan yang pertama ke rumah teteh yaitu calon suami teteh. Meskipun teteh sekarang sama a’iyan, tapi kedepannya tidak tahu bagaimana”. Disana a’iyan terus aja memaksa, “kan aby juga calon suami”, blab bla bla . . .dan akhirnya a’iyan mengerti. Sambil parkirkan motor, a’iyan bilang “besok dijemput lagi disini”.
Keesokan harinya, a’iyan tak kunjung juga menghubungiku. Mau memastikan mau jemput atau tidaknya. Dan akhirnya t’ros memutuskan untuk diantar dari orang rumah saja.
***
Setibanya di asrama, orang-orang pada rebut kebetulan waktu itu masa-masa kenaikan kelas. Tiba-tiba “lul, t’ros jangan kaget ya sebelumnya, tapi kalian harus tahu kejadian semalam”. Kita baru saja nyampe, tiba-tiba keadaan menegangkan seperti ini, aku dan t’ros siap mendengarkannya. “ tadi malam astra dimarahin ust. Termasuk a’iyan, mereka ketahuan . . . . . . . . . , mereka sampai dicambuki dengan ikat pinggang”. lemas, histeris menangis kami mendengarnya. Saat itu kami berdua hanya bisa menangis, merintih karena hati ini terasa teriris-iris mendengarnya. “ya allah apa maksud semua ini?, lul apa maksud semua ini? Baru saja kemarin kita merasakan bahagia, bercanda-canda tapi sekarang?”. T’ros terus saja histeris menangis merintih tidak menyangka dengan semua yang terjadi. Aku tidak bisa seprti t’ros menangis dengan merintih (kalau dalam bahasa sunda disebut gagaokan), aku hany bisa diam dengan air mata yang terus saja mengalir yang membuat mataku bengkak. No hp nya tidak bisa dihubungi pula, itulah yang membuat aku , t’ros semakin khawatiir. Kami disini menangis, bukan karena marah tapi karena kami sayang sama kakaQ dan khawatir takut terjadi apa-apa dengan a’iyan.
***
Tiada henti sampai malam, air mata ini terus saja mengalir tik bisa terbendung lagi. Dengan memandang langit yang banyak bintang berkelip, “teh, benar sekalipun a’iyan seperti itu tapi lul gak bisa membenci a’iyan,lul tetap sayang sama a’iyan dan tetap kakak lul”, “ujarku dengan air mata berlinang”. Makasih lul ya, lul gak bisa benci a’iyan, yang dimana begitu banyak orang yang kecewa terhadapnya tapi lul gak bisa membencinya. A’iyan mestinya bersyukur. Apalagi teteh lul, dalam kondisi seperti ini, mana mungkin teteh bisa membenci dan meninggalkannya. Sekalipun teteh dimarahin dan selalu dimarahin sama sahabat-sahabat teteh sendiri, tapi teth juga tidak mesti meninggalkannya dalam kondisi seperti ini seharusnya teteh yang selalu ada disampingnya saat ini, ini malah teteh tidak tahu keadaannya dimana.
***
Yang aku tahu betapa t’ros sangat mencintai a’iyan. Apapun yang dilakukan a’iyan terhadapnya, dia selalu menerimanya. Disaat banyak isu-isu tentang a’iyan ini dan itu, menyarankan untuk t’ros mundur karena orang bilang a’iyan gak pantas buat t’ros, dibilang a’iyan suka ini dan itu. tapi semua itu tidak merubah hati t’ros untuk selalu menerima kekurangan dan kelbihan a’iyan. sempat dikatakan bahwa a’iyan itu, menurutku buruk dan  jikalau terjadi pada wanita lain, mungkin sudah mundur. Tapi baginya, dia akan terus berusaha agar a’iyan kembali.
***
Memang aku sadari, bahwa hubungan mereka mengalami pasang surut, kerana orang-orang disekitar t’ros tidak suka terhadap a’iyan. mengapa demikian? Karena orang-orang yang suka ngomong seperti itu suka dihadapanku, karena mungkin tahu kalau aku anggap a’iyan sebagai kakaku, jadinya mereka sengaja mengatakannya dihadapankau. Tapi diakhir perkataannya mereka selalu meminta maaf, “eh ada adiknya, maaf ya tidak bermaksud seperti itu”. akupun memaklumi, karena faktanya seperti itu.
***
kadang t’ros suka minta pendapat dan mengijinkan t’ros untuk meninggalkan a’iyan, “apa teteh akhiri saja lul?”, “teh, a’iyan kakaQ, seburuk apapun dia aku gak bisa membencinya teh. Dan pasti teteh tahu, aku akan berkata apa dan yang pasti aku ingin yang terbaik buat a’iyan”. sekalipun ku akui teh, saat tengah-tengah menjalani hubungan sama teteh a’iyan kadang menghilang begitu saja, kalaupun itu salah tapi aku gak sanggup mengatakan bahwa a’iyan salah. kalaupun jujur lul gak suka teteh bertekad demikian,  tapi lul juga sayang sama teteh dan gak tega melihat teteh merintih kesakitan terus. Dan banyak orang yang memandang jelek terhadap a’iyan setelah itu, termasuk guru-guru. Hari-hariku mendengar semua itu, rasanya tak kuasa berlama-lama mendengarnya.
***
Dan akhirnya kembali . . .a’iyan menghubungi dan menemuiku
Malam itu, Tetesan demi tetesan air mata mengalir dipipinya dan dia selalu berkata “aa tulus mencintainya, dia wanita berbeda dari wanita yang lainnya. Tapi beginilah aa yang tidak bisa merubah sikap buruk aa, yang dimana punya masalah dengan wanita obatnya dengan wanita lagi, dan sekarang aa bingung dengan dia yang terus mengejar-ngejar aa. Sudah aa cuexin, tetap saja menghubungi dan mengejar-ngejar sampai ke rumah, aa cape menghadapinya”. ungkap penyesalan dengan air mata terus mengalir di pipinya. Aku pun tidak bisa berkata apa-apa, karena disitu aku melihat ketulusan dimatanya, sebagai adik hanya bisa ada disaat kakaQ bersedih.  Dan aa terus ungkapkan semua tentang wanita yang selama ini mengejar-ngejar aa, dikeluarganya, kehidupannya begitupun pergaulannya, dan aku akui dia cantik rupa tapi……….. “yang pasti semua adik ingin yang terbaik untuk kakakny termasuk aku” .
***
Setelah malam itu aku dan a’iyan hilang komunikasi. Bukan hanya sama a’iyan, tapi dengan t’ros juga karena kbetulan mereka sudah keluar duluan. Tapi yang pasti kadang aku dengar, katanya t’ros dengan a’iyan bersama lagi. Iya gak apa-apa, mendengar mereka bersamanyapun aku senang.
***
Satu tahun kemudian, “kring kring kring” nada sms hp ku berbunyi “lul tahu gak a’iyan ninggalin t’ros mau nikah mala mini?, kasihan t’ros padahal tanggal pernikahan a’iyan sama t’ros sudah ditentukan dan sekarang mereka udah tungangan, tapi mala mini a’iyan malah mau nikah sama wanita lain”. Kesal aku mendengarnya, kesal bukan karena pernikahan a’iyan yang meninggalkan t’ros, tapi aku kesel karena mereka tega benget tidak memberi tahu aku tentang hubungan mereka yang sudah sampai tunangan. Dari situ aku merasa sudah tidak anggap lagi diantar mereka berdua, padahal dulu sempat berkata ‘’kalau nanti sudah keluar kita jangan putus hubungan ya, meski kita sudah jauh kita gak boleh berubah”. Preeeet, aku kesal pisan. dan mengenai kabar itu aku tidak tahu kebenarannya.
Dan setelah itu

Next time 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan DUka

Hikayati MTS 히가ㅑ티 (훗나)

Suka Korea n India