Masa Kecilku
Anak perempuan diidentikan dengan rambut
panjangnya, dan dengan rambut panjangnya bisa di ini ituin dengan gaya rambut
yang beda-beda, dipakein jepit, bondu dll, mainannya boneka, semasa kecil
tontonannya Barbie atu hal lainnya “Kartun”, teman dan mainannya layaknya anak
kecil dan anak perempuan.
***
Gaya rambutku waktu kecil, gimana potongan rambut
laki-laki.hhe . gak pernah sesekali memanjangkan rambutku, gareteekk ah. He. Padahalkan
ya, anak perempuan itu lucu bangetttt, gaya nya itu bisa di ini ituin apa itu
gaya rambut, baju dll. Mamahpun suka heran, dan rasanya pengeeen sekali yang
namanya punya anak perempuan ngalamin disaat bepergian, membeli jepit jepit
rambut, bondu, beli boneka. Sesekali mamah pernah beliin aku boneka waktu aku
kecil, tapi katanya malah di lempar aku takut sekali dengan boneka dan
dinamainya “si demek”. Tapi mamah gak puas, rasanya mamah pengen menjadi mamah
yang normal memberikan anak perempuannya membelikannya boneka, yam amah
memberiku boneka anjing dan mamah beri nama “Gino” dan boneka susan yang dimana
boneka yang seperti itu tidak dijual sembaranga, susah dicari we. Tapi ya
begitulah aku, cueeeek, boneka-bonekaku tetap utuh, paling sesekali aja aku
sentuh. Hhe. “mamah tuh pengen kaya orang lain, beliin anak perempuannya jepit jepit,
bondu biar rambut neng bisa di ini ituin”, “berkata mamah”. Mamah sempet juga
beliin aku jepitan dan bondu butterfly waktu itu. lha mau digimanain? Orang
rambutnya pendek kaya rambut cowo.hheee. pernah aku pake, tapi begitu
aweeeeeettttt bangettt, ga rusak rusak karena jarang di pake. Hhe
***
Main kelereng, main gambar, main karet, boyongan,
luncat tinggi, main gapleh, main sambil mencari belut ke sawah, main ke hutan/
ke kebun2 orang sambil mencari sarang sarang burung, itulah yang aku lakukan
semasa kecil. Gak terlalau suka nonton. Paling kalau nonton juga, nonton power
ranger, dragon ball, doraemon dan film korea (sore). Maaf ga tahu Barbie, dora
atau semisalnya.hhee
***
“Mamah tuh aneh sama neng, neng mah kalo main gak
sama anak seumuran neng. Tapi mainnya sama orang yang sudah pada gede/dewasa. Yang
tambah aneh, disaat neng main, kelereng, main karet, loncat tinggi, encrak,
boyongan, walaupun mainnya sama yang udah dewasa tapi neng selalu menang”. aku
memang jarang main sama anak seumuran aku, aku selalu main sama anak cowo yang
udah pada gede. Teman perempuan itu, ada teh entin, the neng arti, the neng
dedah, the eni, the eulis, t eros, t siti, t leni dan yang lebih satu tahun di
atasku neng tita namanya. Mereka yang selalu mengisi hari hariku. Hhe
***
Disekolah, di madrasah aku memiliki seorang teman. Dia
baiiiiik, aku selalu bersamanya baik di sekolah ataupun di madrasah. Selama SD
aku selalu sebangku bersamanya, namanya iis widaningsih. Dia tuh anak tunggal,
selalu di manja oleh orang tua dan neneknya. Gak pernah ketinggalan zaman musim
apapun itu, apa yang diinginkannya selalu terpenuhi. Dari uang jajan yang tak
pernah ketinggalan dan memiliki uang jajan yang paling tinggi di antara teman
lainnya. Kadang iri ciiiih, tapi rasa itu aku tepis dengan cepat karena dengan
dia yang begitu baik padaku rela berbagi kepadaku yang jaraaaaang sekali
membawa uang jajan ke sekolah. Karena memang saat itu ekonomi keluargaku, yang
begitulah degan mamah seorang diri membesarkanku dengan penghasilan sebagai
guru honor, belum makan, atau ini itu dan dengan neneku tercinta yang selalu
berusaha melakukan yang terbaik untuk cucu tercintanya.
***
Ingat saat
aku kelas 2 SD di lapang jati Banjaran, karena kebetulan saat itu mamah
menjalani kursus yang mengharuskan aku untuk pindah sekolah ke banjaran dan
tinggal di rumah ua disana. Disana aku juga memiliki teman baik namanya
yuningsih dan puput, disana saat pulang sekolah aku mulai bermain dengan mainan
anak permpuan biasanya seperti alat-alat masak. (lumayan peminim,hhe) dan
rambutpun ke sekolah suka di kepang 2. Apalagi rambutku waktu kecil, warnanya
itu merah agak pirang pirang kaya bule gening, tipis lagi. Bahkan sempat saat
berkunjung ke toko sepatu, “ibu anaknya
campuran ya?” bertanya pada mamah. Mungkin melihat rambut aku yag mereh tipis,
kulit aku putih bule, karena pakaianku selalu sexi, celana dalam juga suka
kelihatan kalo pake rok, ketiak juga terbuka, jadi pelayan toko melihat jelas
lucuya aku. Hhhaaa #PD ^_^.
***
Uang saku
ku, berkisar rp. 500. Karena kebiasaanku dari rumah jarang skali di beri uang
saku ke sekolah dan jarang juga jajan, paling yang aku jajani rp.100. bahkan
seringnya ga di jajanin. Aku lebih suka bermain saat waktu istirahat dari pada
jajan. Hhe
***
Anak manja,
inilah aku. Hhe. Yang takut dengan suntikan. Disekolah kan suka ada ya seluruh
siswa di suntikin, Setiap kali aku di suntik kapan coba aku ga nangis? Baru
ngelihat bidannya juga langsung “heu eu eu eu” sambil kabur.hhaa
***
Pembelajaran sudah mau dimulai pagi itu, tapi dengan
berusaha keras aku tetap saja tidak bisa membuka task u untuk mengambil buku di
dalam. Aku langsung lari ke rumah sambil nangis, saat itu mamah lagi menyuci
pakaian di kamar mandi, sambil berkata “ari neng ku naon? Terang teu tiasa muka
the sanes ceurik, uih nyuhunkeun bantosan ka ibu guru atanpai ka rencangan”,
sedih terasa teryata Tas ku sudah rusak/rujad seletingnya.Hhe
***
Hanya
beberapa bulan, dan aku kembali pindah ke sekolah asal di kampug halamaku dan
bertemu temaku lagi. Hhe
***
Semenjak
kecil aku di kenal sexi dimana dalam berpakain itu layaknya artis yang celana
dalam hingga kelihatan dan ketekku kemana-mana. Apalagi dengan kulitku yang
putih dan muls membuat orang ngiler ngelihatnya. Sempat ua aku sampe nangis
ngelihat aku lagi main dengan memakai baju yang serba minim, “neng the jangan
di pakein yang ke buka, takut ada orang yang jahat. Tadi juga ada laki laki
yang ngomong disamping sambil berkata “tuh anaknya cantik, cukuplah”, kumaha
mun aya nu merkosa”, dengan penuh khawatir ua ku berkata pada mamah. Mamah
hanya bilang , karena mamah suka aja ngelihatnya kalo pake yang sexi ituhh. Buakan
ini mah kesukaannya pake celana oper oll. Hhe. Bahkan ya sampe ada tetangga
menyeloteh dengan melihat baju sexiku, “katanya guru, tapi makein anak kaya
telanjang”. Dari situ mamah nafsu, intinya mamah mengatakan bahwa dengan aku
yang seperti ini sexi gak salah karena mamah ingin aku merasakan keadilan
dimana saat kecil belum wajib menutup aurat, bosan bosanin dulu sekarng sebelum
waktunya dan akan ada waktunya memakai jilbab. Lihat aja, yang semenjak kecil
di tutupi tapi pas waktunya mesti di tutup malah di buka buka. Dan memang
kebuktian, yang selam kecilnya selalu pakai baju muslim, dewasanya
beseeeeeetttttt, gak pake jilba, sexi lagi. Hhe
***
Prestasiku
di kelas Alhamdulillah mendapatkan peringkat 1 tapi sempat cih peringkat 2. Karena
memang sainganku itu lumayan cerdas pisun.hhe. tapi aku sempat aneh dan merasa sakit
hati di saat perpisahan kelas 6. Sampe sampe tidak masuk 10 besar, aku
mendapatkan jumlah nilai yang paling kecil diantara teman-temanku. Saat
perpisahan ini aku tidak terpanggil sebagai juara. Tapi semua itu, tidak
membuat semangatku pudar untuk menampilkan kesan terakhir yang sudah sekian
lama berlatih. Aku harus buktikan, aku bisa dan jangan bersedih. Dengan happy
nya, dari siang sampe malam di panggung terussssss, kebetulan saat perpisahan
hiburan dangdut GMM. Di siangnya aku menyanyi+joget2 dan teman-temanku sebagai
penarinya. Hhe. Ada kesaaaan saat aku nyanyi siang itu, aku pakai baju berkaret
warna ungu muda, celana jeans super ngetat dengan rambut hitam lurus panjang
sepantat. Saat itu musimnya goyang inul, disana nyanyi goyang dombret sambil
ada goyang inul yang ke bawah ke atas, jleeeppppnya aku kan sambil nyanyi
otomatis aku paling depan dari teman-temanku yang sebagai penari saat aku
goyang ya? “jepreetttttt”, aduuuuuh peureussssss. Hhe. Pantatku ada yang pukul
dengan nyere “sapu lidi”, tapi jepretan itu tidak mengganggu kehappyanku
bernyanyi.hheu. olih namanya ternyata yang jepret pantatku. Hha.
Siang itu
aku merasa bahagia, lepas, dan dihabiskan waktu itu berjoget di panggung. Melepaskan
penat beres ujian kali ya?he. hamper sekelas bergiliran, kecuali orang yang
pendiam dan kurang gehol yang jarang naik panggung. Semuanya juga aktif,
termasuk aku yang paling centil, sexi lagi.hhe
Habis waktu
untuk kloter siang, bubarrrrr dan kami tetap terus berlatih untuk penampilan
lagi di malam harinya. Bedanya penampilan siang dan malam, kalo untuk malam ada
bening beningnya dikittttt cih. Tapi jleeeppppp geura, yang di kira mamah
justru kalo nyanyi itu bakalan lebih lancer malam di bandingkan siang hari
karena di malam hari sebanyaknya penonton tetap batang idungnya gak kelihatn
beda dengan siang hari. Tapi malah sebaliknya, pas sampe panggung semangatku
reduppp gak sesemangat tadi siang, sampe sampe aku lupa nada dimana aku harus
bernyanyi dan sampe lupa lirik. Pura-puranya cih, miknya gak nyala. Unyem
unyeman we kaya yang nyanyi, padahal emang suaranya gak keluar, da lupaaaaaa. Di
nada ini liriknya apa terus lupa lagi liriknya. Hhaaaahhaaaa.
***
Setiap insan
pasti memiliki sisi kelebihan dan kekurangan, memiliki hobi dan cita-cita yang
berbeda . begitupun aku, aku termasuk orang yang cinta akan seni. Semenjak aku
mengingat diriku sendiri ada di dunia ini, betapa aku menyukai seni dan ingin menjadi
seorang seniman. Baik itu di bidang keterampilannya, musiknya ataupun di bidang tarik suara. Yang semakin
kuat dengan keinginanku karena semenjak kecil aku sudah terbiasa melantunkan
syair lagu, membuat keterampilan tradisional, hingga akhirnya aku mempelajari tentang
koreografer, vocal, berbagai tarian, berakting/drama dsb. Melihat bakatku yang
semakin hari semakin menonjol, membuat mamah berniat di waktu aku menginjak
sekolah SMA nanti, mamah akan menyekolahkan aku di sekolah seni “Karawitan,
sampai perguruan tinggi di STSI. Tekad mamah menyekolahkan ku ke sekolah seni
membuat aku semangat, karena itu yang aku mampu dan aku bisa sehingga mamah mau
menjujurkan bakat aku.
Berbagai
perlombaan pernah aku ikuti di tingkat sekolah, madrasah, desa, dan kecamatan.
Yang paling menonjol dari lomba yang pernah aku ikuti di bidang tarik suara.
Dalam mengisi acara-acara resmi sekolah ataupun desa disana saya selalu dipinta
untuk menghibur para tamu yang hadir.
Hingga akhirnya pada suatu hari, karena sering melihat aku tampil dan
berani mengisi di beberapa acara, beberapa grouf music yang ada di sekitar
mengajak untuk bergabung. Mereka berkata bahwa aku memiliki bakat. Sempat
terfikir untuk menyutujuinya, tapi rasa malu lebih kuat. Walaupun aku belum
memahami sepenuhnya tapi disana aku menyadari bahwa aku sekolah di Madrasah
Tsanawiyah, yang dimana notabennya berbasis agama, berjilbab kesehariaan saya
di sekolah (ya walaupun kadang di lingkungan rumah kadang ya kadang tidak) “ma’lum
belum tahu benar mengenai di jilbab”, tapi sedikitnya saya harus menjaga nama
baik sekolah. Saya gak berani untuk menerima ajakan untuk menyanyi di keliling
dari panggung ke panggung, apalagi saya sebagai siswa tidak mungkin saya
mengabaikan sekolah. Saat itu mamah pernah memberikan pendapatnya untuk “tidak
apa-apa terima saja, biar neng nyanyi
nya di malam hari saja dan mamah yang akan selalu menemani neng disaat manggung
dan jangan samakan dengan penyanyi lainnya yang terbuka, tapi neng tetap
menjaga jilbab neng”. “ujar mamah”.Takdir berkata lain, dan aku memilih untuk
“tidak”.
Disetiap Malam
17 agustus selalu di isi acara-acara yang meriah sebelum acara resminya berlangsung, disana saya, mamah dan
penyanyi lainnya di minta untuk menyanyikan lagu Himne Garut. Disana saya
merasa bangga sekali menjadi warga Garut diberi kesempatan untuk menyanyikan
lagu kebangsaan bagi para warga garut. Setelah acara berlangsung, seseorang
ahli seniman lagi yang memiliki grouf music meminta aku untuk bergabung
dengannya lagi dan
dengan cepatnya dia meminta aku untuk melakukakan latihan dalam tiap minggunya.
Sebelum aku menjawab juga sudah disimpulkan dan membuat jadwal latihan segala,
belum tentu aku mau. ^_^.
***
Teringat . .
. diakhir acar agustusan itu ada hiburan-hiburan “dangdut”. Dan aku memang di
suruh nyanyi, kalau gak salah aku nyanyi “gedung tua dan kehilangan”. Dan tahu
ga? Aku jleppppp lagi, di tengah tengah aku lupa lirik lagu lagi saat nyanyiin
gedung tua, untung saat itu aku nyanyi berdua. Hhe. #malu.com
***
Ya, inilah
aku yang suka dengan menyanyi, music. Nyanyian apapun jadi bagiku. Karena
semenjak aku ingat aku sudah mengenal berbagai nyanyi nyanyi bahkan dari era
dimana mamah masih sekolah baik yang berupa dangdut, pop bahkan band sekalipun,
kaya lagu nike ardila, nafa urbach, popi bunga, nicky astria, peti pera, tipe
x, jamrud, Sheila on 7, avril, dewa, ungu, ratna anjani, elvi sukaesih, rita
sugiarto, dll. Lagu lagu indonisa, india, malysiaan juga sukaaaa bangettttt.
Intinya
memang aku suka menyanyi dan suka music.hhe
***
Aku sangat
merasa senang disaat semua mata orang tertuju dengan senyuman bangga yang tertuju
padaku, terutama bagi senyuman seseorang yang bagiku sangat berharga yang
selalu membimbing
aku bisa menjadi seperti ini yaitu mamah. Terlihat begitu bahagia dan sedih di
saat melihatku dan menunjukan senyum semangatnya disaat aku memegang sebuah
piala saat itu. “ya
allah”, aku tidak bisa berkata apa-apa. Sapaan bapak camat sambil
mengeluskan kepalaku, “lanjutkan ya prestasinya!”. Saat mendengar nasihat bapak
camat yang terhormat, rasanya aku tidak bisa membendung air mataku lagi. Dan Bapak lurah yang budiman, terimakasih juga atas bimbingan
dan uang jajan yang selalu engkau selipkan buatku. Aku selalu berusaha untuk
menjadi yang terbaik.
Tidak lupa kepada bapak guru dan kepala sekolahku “pa Epul”, terimakasih atas
segala kasih sayang yang telah kau curahkan. Selama di Mts Al-khoeriyah, banyak
kenangan yang tak mungkin aku bisa lupakan. 3 tahun lamanya itu tidaklah
sebentar, yang pasti banyak pelajaran yang menjadi amanat bagiku. Perhatian
terhadapku membuatku begitu istimewa, begitu terlihat kasih sayang yang di
curahkannya padaku. Saat aku menjabat sebagai ketua OSIS di tahun ajaran
2006/2007 begitu terasa kehangatan atas kerja sama dan kedekatan dengan para
guru. Saat itu ada acara sekolah turnamen sekecamatan, saat itu pula aku
bertekad untuk tekad ikut menghadirinya sekalipun saat itu aku menjabat sebagai
ketua OSIS. Tapi di situ, bapak kepala sekolah bertekad untuk tidak mengirimkan
dan tidak hadir di acar turnamen tingkat kecamatan. Alasannya , karena aku
tidak ikut. kenapa bapak iih? ”Tanya aku dengan nada heran”. Karena neng gak
ikut, kalau neng gak ikut untuk apa berangkat?. Bapak tekankan kalau neng ikut
maka bapak juga akan izinkan untuk mengirimkan anak-anak, karena di sini neng
punya tanggung jawab sebagai ketua OSIS”. Jawab bapak kepala sekolah dengan
tegas. “tapi pak, kan neng gak ikut di salah satu perlombaannya, jadi untuk apa
nanti kesal disananya”. Jawab aku dengan nada manja,^_^”. Ah pokoknya itu
tergantung pada neng titik, neng ikut kita berangkat kalau neng ga ikut, ya
sudah kita gak berangkat. Dengan tegas bapak kepala sekolah meyakinkan aku
untuk ikut. Disana dengan rasa ragu aku jawab, “ya pak, neng ikut”.
***
Ke esokan
harinya, lagi-lagi malas menyelimuti. Satu persatu mobil yang di naiki dari
sekolah kami melewati rumahku, di sana aku hanya menatapnya dari jendela dengan
hati berkata “berangkat gak ya, berangkat gak ya?”. Teringat-ingat saat bapak
kepala sekolah berkata supaya aku bersiap-siap dan tunggu mobil di jalan.
Sampai mobil terakhirpun aku masih belum beranjak bersiap-siap. Sampai
akhirnya, “kring…kring… kring”. Bunyi telepon berbunyi. “siap-siap sekarang
bapak sedang di perjalanan, nanti bapak jemput”. “Dengan tegas ci bapak
berkata”. Samapai akhirnyapun aku berangkat menghadiri perlombaan turnamen
tingkat kecamatan menaiki mobil yang di tumpangi para guru. “ya Allah si bapak
meni segitunya, demi aku harus ikut, segitunya bapak.^_^”.
Sesampainya
di kecamatan, para peserta perlombaan kesana kemari mengikuti perlombaan.
Sedangkan aku “engah engoh engah engoh, ^_^ “. Bapak aku sendiri sebagai
pembimbing acuhkan aku. Teganya. Bapak kepala sekolah menghampiriku dan meminta
aku untuk pergi kesana kemari “ah pokoknya nyapekeun we ^_^ “ sambil mengikuti
pantatnya. Sudah cape kesana kemari melihat-lihat berbagai perlombaan dan
memberikan motivasi bagi para pemain. Adzan maghrib berkumandang, kamipun
beranjak ke tempat penginapan. Disana para peserta plus aku diberikan konsumsi,
tidak lama dari itu bapak kepala sekolah lagi menghampiriku lagi sambil
memberikan sebungkus nasi. Padahal saat itu aku juga sudah mendapat dari para
panitia. Pas aku buka ternyata isinya berbeda, ada kelas special dan kelas
biasa. Aku merasa heran, aku mendapatkan dua konsumsi yang dimana konsumsi yang
pertama diberikannya dari panitia yang isinya sebagaimana biasanya, akan tetapi
konsumsi yang ke dua yang diberikannya kepala sekolah isinya begitu istimewa
karena kelas tinggi. Heran dan merasa heran, aku yang memiliki keringat yang
tidak aku tumpahkan tapi aku . . .??? di kasih uang saku pula. Di sana aku
bukannya berjuang demi nama baik sekolah tapi aku malah enak-anakan diam,
duduk, jajan, dll. Sementara temanku yang lain, panas-panasan. Lari-larian mengikuti
perlombaan.
Di tahun
pertama aku mengikuti perkemahan “Pramuka” senang, bahagia ku rasakan. Di waktu
perkemahan pertama ini aku masih menjadi anggota, yang dimana sebagi anggota
aku harus menerima segala aturan ataupun perintah dari ketua. Kebetulan yang
menjadi ketua saat itu, aku mengenalnya karena dia “Bibi aku, namanya Siti
Sa’adah”. Saat perkemahan berlangsung, disana aku di tunjuk untuk mengikuti
berbagai perlombaan seperti MTQ, dan berbagai perlombaan yang berbau Pramuka.
Karena aku akui, aku begitu suka dengan pramuka dan tahu tentang pelajaran kepramukaaan.
Jadi disana aku selalu ada membantu rekan yang lainnya dalam menjalani
perlombaan seperti Simapore, sandi morse, sandi kotak dan lainnya. Dan
Alhamdulillah setiap perlombaan tidak sia-sia, kami disini mendapatkan juara
dan mendapatkan banyak makanan dari hadiahnya. Tapi aku gak sempat menikmatinya
dan aku pula tidak mengikuti acara yang begitu menyenangkan dan membuat lelah
yaitu “Penjelajahan”. Karena aku harus bersiap-siap menunggu jemputan untuk
mempersiapkan perlombaan di kecamatan mewakili desaku tercinta. Pemberian
semangat terhadapku dari para panitia membuatku semakin tegar dan para panitia
mengizinkanku untuk meninggalkan perkemahan sekalipun perkemahan belum selesai
dilaksanakan. Tapi menurutnya dengan aku meninggalkan perkemahan pula, itu hal
yang baik pula.
Perkemahan
kedua di tempat/desa yang sama hanya letak perkemahannya yang
berbeda, aku selalu
terkontrol dengan didatangi
ke tenda perkemahhan tiap menit ^_^ sambil
menanyakan apa sudah makan atau belum dan yang terpenting dalam memperhatikanku itu saat itu karena mungkin merasa takut aku di
apa-apain kali ya, karena saat itu suka ada yang dating ke tenda
mendekat-dekati aku. Mungkin disana bapak kepala sekolah khawatir terhadapku.^_^.
Saat aku sakit merawatku dan mengajak aku istirahat. Lucunya, saat itu aku
melihat kepolosan bapakku yang dimarahi bapak kepala sekolah. “ari kamu kenapa
punya anak teh di biarin wae, meni gak tahu anak sakit juga”. Dengan
senyum-senyum campur perasaan malu bapak saat itu. Tapi disana aku gak benci
kepada bapakku, karena bapak memang seperti itu adanya, dingin, cuek. Saat
pulang dari perkemahan aku tidak seperti yang lainnya juga, tapi aku di
antarkan. Kenapa begitu perhatiannya padaku? Kadang aku bertanya-tanya kenapa
para guru sekalipun kepala sekolah begitu baik padaku. Sempat terfikir apa
semua ini memang karena murni mereka suka, sayang karena aku dan prestasi aku?
Atau karena aku anak sesame mereka. Karena mamah dan bapak aku mengajar disana
sehingga mereka baik padaku. Di setiap hari saat pulang sekolah aku melawan
teriknya matahari yang begitu panas, kadang disetiap perjalanan selalu ada saja
para guru lewat yang kebetulan searah denganku. Padahal disana bukan hanya aku
sendiri banyak temanku yang lainnya, tapi sempatnya untuk menahan motor yang di
kendarainya mengajak aku pulang bersama. Aku sebagai anak yang belum tahu
apa-apa dan begitu polos, merasa senang saat di ajak pulang bersama.karena
tidak tahan melawan panasnya matahari di siang hari. Kadang motor yang di taiki
itu, tidak kosong tapi tetap saja aku selalu saja di selipin. “ya Allah, tak
akan aku lupakan kasih sayangnya”.
Dalam
pembelajaran diberikan keringanan, para guru begitu baikku. Sempat ada yang
bilang aku ini “Anak Emas para guru”. Karena mungkin aku begitu dekat dengan
para guru. Alasan izin selalu terbalas dengan senyuman para guru. Dan aku
selalu mendapatkan izin dan pemberian semangat “semoga berhasil”. Lagi-lagi aku
mengikuti lomba, baik lomba yang bergrouf ataupun individu. “bapak bangga
dengan prestasimu”, “berkata para guru”.
***
Berbagai
penghargaanpun telah aku raih dalam bidang seni yang aku ikuti. Di sekolah, di
Madrasah, di desa, di kecamatan semua ini karena mamah yang tak ada letihnya
membimbing aku. Hmm, hanya saja di tahap kabupaten aku tidak pernah lolos. ^_^
***
Suatu hari
membumingnya berbagai kontes-kontes yang di siarkan di TV, ada AFI, KDI. Dengan
melihat bakatku yang cinta dalam dunia tarik suara menyarankan aku untuk
mengikuti salah satu kontes. Pengeeeennnnn cih, biar nantinya aku bisa seperti
yang selama ini selalu kubayangkan “pengen main film”. Hhe. Ilmu aktingku
lumayan lha. Hha. Tapi takdir berkata lain.
#tcan edit
Komentar
Posting Komentar