Masa Kecilku

Anak perempuan diidentikan dengan rambut panjangnya, dan dengan rambut panjangnya bisa di ini ituin dengan gaya rambut yang beda-beda, dipakein jepit, bondu dll, mainannya boneka, semasa kecil tontonannya Barbie atu hal lainnya “Kartun”, teman dan mainannya layaknya anak kecil dan anak perempuan.
***
Gaya rambutku waktu kecil, gimana potongan rambut laki-laki.hhe . gak pernah sesekali memanjangkan rambutku, gareteekk ah. He. Padahalkan ya, anak perempuan itu lucu bangetttt, gaya nya itu bisa di ini ituin apa itu gaya rambut, baju dll. Mamahpun suka heran, dan rasanya pengeeen sekali yang namanya punya anak perempuan ngalamin disaat bepergian, membeli jepit jepit rambut, bondu, beli boneka. Sesekali mamah pernah beliin aku boneka waktu aku kecil, tapi katanya malah di lempar aku takut sekali dengan boneka dan dinamainya “si demek”. Tapi mamah gak puas, rasanya mamah pengen menjadi mamah yang normal memberikan anak perempuannya membelikannya boneka, yam amah memberiku boneka anjing dan mamah beri nama “Gino” dan boneka susan yang dimana boneka yang seperti itu tidak dijual sembaranga, susah dicari we. Tapi ya begitulah aku, cueeeek, boneka-bonekaku tetap utuh, paling sesekali aja aku sentuh. Hhe. “mamah tuh pengen kaya orang lain, beliin anak perempuannya jepit jepit, bondu biar rambut neng bisa di ini ituin”, “berkata mamah”. Mamah sempet juga beliin aku jepitan dan bondu butterfly waktu itu. lha mau digimanain? Orang rambutnya pendek kaya rambut cowo.hheee. pernah aku pake, tapi begitu aweeeeeettttt bangettt, ga rusak rusak karena jarang di pake. Hhe
***
Main kelereng, main gambar, main karet, boyongan, luncat tinggi, main gapleh, main sambil mencari belut ke sawah, main ke hutan/ ke kebun2 orang sambil mencari sarang sarang burung, itulah yang aku lakukan semasa kecil. Gak terlalau suka nonton. Paling kalau nonton juga, nonton power ranger, dragon ball, doraemon dan film korea (sore). Maaf ga tahu Barbie, dora atau semisalnya.hhee
***
“Mamah tuh aneh sama neng, neng mah kalo main gak sama anak seumuran neng. Tapi mainnya sama orang yang sudah pada gede/dewasa. Yang tambah aneh, disaat neng main, kelereng, main karet, loncat tinggi, encrak, boyongan, walaupun mainnya sama yang udah dewasa tapi neng selalu menang”. aku memang jarang main sama anak seumuran aku, aku selalu main sama anak cowo yang udah pada gede. Teman perempuan itu, ada teh entin, the neng arti, the neng dedah, the eni, the eulis, t eros, t siti, t leni dan yang lebih satu tahun di atasku neng tita namanya. Mereka yang selalu mengisi hari hariku. Hhe
***
Disekolah, di madrasah aku memiliki seorang teman. Dia baiiiiik, aku selalu bersamanya baik di sekolah ataupun di madrasah. Selama SD aku selalu sebangku bersamanya, namanya iis widaningsih. Dia tuh anak tunggal, selalu di manja oleh orang tua dan neneknya. Gak pernah ketinggalan zaman musim apapun itu, apa yang diinginkannya selalu terpenuhi. Dari uang jajan yang tak pernah ketinggalan dan memiliki uang jajan yang paling tinggi di antara teman lainnya. Kadang iri ciiiih, tapi rasa itu aku tepis dengan cepat karena dengan dia yang begitu baik padaku rela berbagi kepadaku yang jaraaaaang sekali membawa uang jajan ke sekolah. Karena memang saat itu ekonomi keluargaku, yang begitulah degan mamah seorang diri membesarkanku dengan penghasilan sebagai guru honor, belum makan, atau ini itu dan dengan neneku tercinta yang selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk cucu tercintanya.
***
Ingat saat aku kelas 2 SD di lapang jati Banjaran, karena kebetulan saat itu mamah menjalani kursus yang mengharuskan aku untuk pindah sekolah ke banjaran dan tinggal di rumah ua disana. Disana aku juga memiliki teman baik namanya yuningsih dan puput, disana saat pulang sekolah aku mulai bermain dengan mainan anak permpuan biasanya seperti alat-alat masak. (lumayan peminim,hhe) dan rambutpun ke sekolah suka di kepang 2. Apalagi rambutku waktu kecil, warnanya itu merah agak pirang pirang kaya bule gening, tipis lagi. Bahkan sempat saat berkunjung ke toko sepatu,  “ibu anaknya campuran ya?” bertanya pada mamah. Mungkin melihat rambut aku yag mereh tipis, kulit aku putih bule, karena pakaianku selalu sexi, celana dalam juga suka kelihatan kalo pake rok, ketiak juga terbuka, jadi pelayan toko melihat jelas lucuya aku. Hhhaaa #PD ^_^.
***
Uang saku ku, berkisar rp. 500. Karena kebiasaanku dari rumah jarang skali di beri uang saku ke sekolah dan jarang juga jajan, paling yang aku jajani rp.100. bahkan seringnya ga di jajanin. Aku lebih suka bermain saat waktu istirahat dari pada jajan. Hhe
***
Anak manja, inilah aku. Hhe. Yang takut dengan suntikan. Disekolah kan suka ada ya seluruh siswa di suntikin, Setiap kali aku di suntik kapan coba aku ga nangis? Baru ngelihat bidannya juga langsung “heu eu eu eu” sambil kabur.hhaa
***
Pembelajaran sudah mau dimulai pagi itu, tapi dengan berusaha keras aku tetap saja tidak bisa membuka task u untuk mengambil buku di dalam. Aku langsung lari ke rumah sambil nangis, saat itu mamah lagi menyuci pakaian di kamar mandi, sambil berkata “ari neng ku naon? Terang teu tiasa muka the sanes ceurik, uih nyuhunkeun bantosan ka ibu guru atanpai ka rencangan”, sedih terasa teryata Tas ku sudah rusak/rujad seletingnya.Hhe

***
Hanya beberapa bulan, dan aku kembali pindah ke sekolah asal di kampug halamaku dan bertemu temaku lagi. Hhe
***
Semenjak kecil aku di kenal sexi dimana dalam berpakain itu layaknya artis yang celana dalam hingga kelihatan dan ketekku kemana-mana. Apalagi dengan kulitku yang putih dan muls membuat orang ngiler ngelihatnya. Sempat ua aku sampe nangis ngelihat aku lagi main dengan memakai baju yang serba minim, “neng the jangan di pakein yang ke buka, takut ada orang yang jahat. Tadi juga ada laki laki yang ngomong disamping sambil berkata “tuh anaknya cantik, cukuplah”, kumaha mun aya nu merkosa”, dengan penuh khawatir ua ku berkata pada mamah. Mamah hanya bilang , karena mamah suka aja ngelihatnya kalo pake yang sexi ituhh. Buakan ini mah kesukaannya pake celana oper oll. Hhe. Bahkan ya sampe ada tetangga menyeloteh dengan melihat baju sexiku, “katanya guru, tapi makein anak kaya telanjang”. Dari situ mamah nafsu, intinya mamah mengatakan bahwa dengan aku yang seperti ini sexi gak salah karena mamah ingin aku merasakan keadilan dimana saat kecil belum wajib menutup aurat, bosan bosanin dulu sekarng sebelum waktunya dan akan ada waktunya memakai jilbab. Lihat aja, yang semenjak kecil di tutupi tapi pas waktunya mesti di tutup malah di buka buka. Dan memang kebuktian, yang selam kecilnya selalu pakai baju muslim, dewasanya beseeeeeetttttt, gak pake jilba, sexi lagi. Hhe
***
Prestasiku di kelas Alhamdulillah mendapatkan peringkat 1 tapi sempat cih peringkat 2. Karena memang sainganku itu lumayan cerdas pisun.hhe. tapi aku sempat aneh dan merasa sakit hati di saat perpisahan kelas 6. Sampe sampe tidak masuk 10 besar, aku mendapatkan jumlah nilai yang paling kecil diantara teman-temanku. Saat perpisahan ini aku tidak terpanggil sebagai juara. Tapi semua itu, tidak membuat semangatku pudar untuk menampilkan kesan terakhir yang sudah sekian lama berlatih. Aku harus buktikan, aku bisa dan jangan bersedih. Dengan happy nya, dari siang sampe malam di panggung terussssss, kebetulan saat perpisahan hiburan dangdut GMM. Di siangnya aku menyanyi+joget2 dan teman-temanku sebagai penarinya. Hhe. Ada kesaaaan saat aku nyanyi siang itu, aku pakai baju berkaret warna ungu muda, celana jeans super ngetat dengan rambut hitam lurus panjang sepantat. Saat itu musimnya goyang inul, disana nyanyi goyang dombret sambil ada goyang inul yang ke bawah ke atas, jleeeppppnya aku kan sambil nyanyi otomatis aku paling depan dari teman-temanku yang sebagai penari saat aku goyang ya? “jepreetttttt”, aduuuuuh peureussssss. Hhe. Pantatku ada yang pukul dengan nyere “sapu lidi”, tapi jepretan itu tidak mengganggu kehappyanku bernyanyi.hheu. olih namanya ternyata yang jepret pantatku. Hha.
Siang itu aku merasa bahagia, lepas, dan dihabiskan waktu itu berjoget di panggung. Melepaskan penat beres ujian kali ya?he. hamper sekelas bergiliran, kecuali orang yang pendiam dan kurang gehol yang jarang naik panggung. Semuanya juga aktif, termasuk aku yang paling centil, sexi lagi.hhe
Habis waktu untuk kloter siang, bubarrrrr dan kami tetap terus berlatih untuk penampilan lagi di malam harinya. Bedanya penampilan siang dan malam, kalo untuk malam ada bening beningnya dikittttt cih. Tapi jleeeppppp geura, yang di kira mamah justru kalo nyanyi itu bakalan lebih lancer malam di bandingkan siang hari karena di malam hari sebanyaknya penonton tetap batang idungnya gak kelihatn beda dengan siang hari. Tapi malah sebaliknya, pas sampe panggung semangatku reduppp gak sesemangat tadi siang, sampe sampe aku lupa nada dimana aku harus bernyanyi dan sampe lupa lirik. Pura-puranya cih, miknya gak nyala. Unyem unyeman we kaya yang nyanyi, padahal emang suaranya gak keluar, da lupaaaaaa. Di nada ini liriknya apa terus lupa lagi liriknya. Hhaaaahhaaaa.
***
Setiap insan pasti memiliki sisi kelebihan dan kekurangan, memiliki hobi dan cita-cita yang berbeda . begitupun aku, aku termasuk orang yang cinta akan seni. Semenjak aku mengingat diriku sendiri ada di dunia ini, betapa aku menyukai seni dan ingin menjadi seorang seniman. Baik itu di bidang keterampilannya, musiknya  ataupun di bidang tarik suara. Yang semakin kuat dengan keinginanku karena semenjak kecil aku sudah terbiasa melantunkan syair lagu, membuat keterampilan tradisional, hingga akhirnya aku mempelajari tentang koreografer, vocal, berbagai tarian, berakting/drama dsb. Melihat bakatku yang semakin hari semakin menonjol, membuat mamah berniat di waktu aku menginjak sekolah SMA nanti, mamah akan menyekolahkan aku di sekolah seni “Karawitan, sampai perguruan tinggi di STSI. Tekad mamah menyekolahkan ku ke sekolah seni membuat aku semangat, karena itu yang aku mampu dan aku bisa sehingga mamah mau menjujurkan bakat aku.
Berbagai perlombaan pernah aku ikuti di tingkat sekolah, madrasah, desa, dan kecamatan. Yang paling menonjol dari lomba yang pernah aku ikuti di bidang tarik suara. Dalam mengisi acara-acara resmi sekolah ataupun desa disana saya selalu dipinta untuk menghibur para tamu yang hadir.  Hingga akhirnya pada suatu hari, karena sering melihat aku tampil dan berani mengisi di beberapa acara, beberapa grouf music yang ada di sekitar mengajak untuk bergabung. Mereka berkata bahwa aku memiliki bakat. Sempat terfikir untuk menyutujuinya, tapi rasa malu lebih kuat. Walaupun aku belum memahami sepenuhnya tapi disana aku menyadari bahwa aku sekolah di Madrasah Tsanawiyah, yang dimana notabennya berbasis agama, berjilbab kesehariaan saya di sekolah (ya walaupun kadang di lingkungan rumah kadang ya kadang tidak) “ma’lum belum tahu benar mengenai di jilbab”, tapi sedikitnya saya harus menjaga nama baik sekolah. Saya gak berani untuk menerima ajakan untuk menyanyi di keliling dari panggung ke panggung, apalagi saya sebagai siswa tidak mungkin saya mengabaikan sekolah. Saat itu mamah pernah memberikan pendapatnya untuk “tidak apa-apa terima saja, biar  neng nyanyi nya di malam hari saja dan mamah yang akan selalu menemani neng disaat manggung dan jangan samakan dengan penyanyi lainnya yang terbuka, tapi neng tetap menjaga jilbab neng”. “ujar mamah”.Takdir berkata lain, dan aku memilih untuk “tidak”.
Disetiap Malam 17 agustus selalu di isi acara-acara yang meriah sebelum acara resminya berlangsung, disana saya, mamah dan penyanyi lainnya di minta untuk menyanyikan lagu Himne Garut. Disana saya merasa bangga sekali menjadi warga Garut diberi kesempatan untuk menyanyikan lagu kebangsaan bagi para warga garut. Setelah acara berlangsung, seseorang ahli seniman lagi yang memiliki grouf music meminta aku untuk bergabung dengannya lagi dan dengan cepatnya dia meminta aku untuk melakukakan latihan dalam tiap minggunya. Sebelum aku menjawab juga sudah disimpulkan dan membuat jadwal latihan segala, belum tentu aku mau. ^_^.
***
Teringat . . . diakhir acar agustusan itu ada hiburan-hiburan “dangdut”. Dan aku memang di suruh nyanyi, kalau gak salah aku nyanyi “gedung tua dan kehilangan”. Dan tahu ga? Aku jleppppp lagi, di tengah tengah aku lupa lirik lagu lagi saat nyanyiin gedung tua, untung saat itu aku nyanyi berdua. Hhe. #malu.com
***
Ya, inilah aku yang suka dengan menyanyi, music. Nyanyian apapun jadi bagiku. Karena semenjak aku ingat aku sudah mengenal berbagai nyanyi nyanyi bahkan dari era dimana mamah masih sekolah baik yang berupa dangdut, pop bahkan band sekalipun, kaya lagu nike ardila, nafa urbach, popi bunga, nicky astria, peti pera, tipe x, jamrud, Sheila on 7, avril, dewa, ungu, ratna anjani, elvi sukaesih, rita sugiarto, dll. Lagu lagu indonisa, india, malysiaan juga sukaaaa bangettttt.
Intinya memang aku suka menyanyi dan suka music.hhe
***
Aku sangat merasa senang disaat semua mata orang tertuju dengan senyuman bangga yang tertuju padaku, terutama bagi senyuman seseorang yang bagiku sangat berharga yang selalu membimbing aku bisa menjadi seperti ini yaitu mamah. Terlihat begitu bahagia dan sedih di saat melihatku dan menunjukan senyum semangatnya disaat aku memegang sebuah piala saat itu. “ya allah”, aku tidak bisa berkata apa-apa. Sapaan  bapak camat sambil mengeluskan kepalaku, “lanjutkan ya prestasinya!”. Saat mendengar nasihat bapak camat yang terhormat, rasanya aku tidak bisa membendung air mataku lagi. Dan Bapak lurah yang budiman, terimakasih juga atas bimbingan dan uang jajan yang selalu engkau selipkan buatku. Aku selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik.
Tidak lupa kepada bapak guru dan kepala sekolahku “pa Epul”, terimakasih atas segala kasih sayang yang telah kau curahkan. Selama di Mts Al-khoeriyah, banyak kenangan yang tak mungkin aku bisa lupakan. 3 tahun lamanya itu tidaklah sebentar, yang pasti banyak pelajaran yang menjadi amanat bagiku. Perhatian terhadapku membuatku begitu istimewa, begitu terlihat kasih sayang yang di curahkannya padaku. Saat aku menjabat sebagai ketua OSIS di tahun ajaran 2006/2007 begitu terasa kehangatan atas kerja sama dan kedekatan dengan para guru. Saat itu ada acara sekolah turnamen sekecamatan, saat itu pula aku bertekad untuk tekad ikut menghadirinya sekalipun saat itu aku menjabat sebagai ketua OSIS. Tapi di situ, bapak kepala sekolah bertekad untuk tidak mengirimkan dan tidak hadir di acar turnamen tingkat kecamatan. Alasannya , karena aku tidak ikut. kenapa bapak iih? ”Tanya aku dengan nada heran”. Karena neng gak ikut, kalau neng gak ikut untuk apa berangkat?. Bapak tekankan kalau neng ikut maka bapak juga akan izinkan untuk mengirimkan anak-anak, karena di sini neng punya tanggung jawab sebagai ketua OSIS”. Jawab bapak kepala sekolah dengan tegas. “tapi pak, kan neng gak ikut di salah satu perlombaannya, jadi untuk apa nanti kesal disananya”. Jawab aku dengan nada manja,^_^”. Ah pokoknya itu tergantung pada neng titik, neng ikut kita berangkat kalau neng ga ikut, ya sudah kita gak berangkat. Dengan tegas bapak kepala sekolah meyakinkan aku untuk ikut. Disana dengan rasa ragu aku jawab, “ya pak, neng ikut”.
***
Ke esokan harinya, lagi-lagi malas menyelimuti. Satu persatu mobil yang di naiki dari sekolah kami melewati rumahku, di sana aku hanya menatapnya dari jendela dengan hati berkata “berangkat gak ya, berangkat gak ya?”. Teringat-ingat saat bapak kepala sekolah berkata supaya aku bersiap-siap dan tunggu mobil di jalan. Sampai mobil terakhirpun aku masih belum beranjak bersiap-siap. Sampai akhirnya, “kring…kring… kring”. Bunyi telepon berbunyi. “siap-siap sekarang bapak sedang di perjalanan, nanti bapak jemput”. “Dengan tegas ci bapak berkata”. Samapai akhirnyapun aku berangkat menghadiri perlombaan turnamen tingkat kecamatan menaiki mobil yang di tumpangi para guru. “ya Allah si bapak meni segitunya, demi aku harus ikut, segitunya bapak.^_^”.
Sesampainya di kecamatan, para peserta perlombaan kesana kemari mengikuti perlombaan. Sedangkan aku “engah engoh engah engoh, ^_^ “. Bapak aku sendiri sebagai pembimbing acuhkan aku. Teganya. Bapak kepala sekolah menghampiriku dan meminta aku untuk pergi kesana kemari “ah pokoknya nyapekeun we ^_^ “ sambil mengikuti pantatnya. Sudah cape kesana kemari melihat-lihat berbagai perlombaan dan memberikan motivasi bagi para pemain. Adzan maghrib berkumandang, kamipun beranjak ke tempat penginapan. Disana para peserta plus aku diberikan konsumsi, tidak lama dari itu bapak kepala sekolah lagi menghampiriku lagi sambil memberikan sebungkus nasi. Padahal saat itu aku juga sudah mendapat dari para panitia. Pas aku buka ternyata isinya berbeda, ada kelas special dan kelas biasa. Aku merasa heran, aku mendapatkan dua konsumsi yang dimana konsumsi yang pertama diberikannya dari panitia yang isinya sebagaimana biasanya, akan tetapi konsumsi yang ke dua yang diberikannya kepala sekolah isinya begitu istimewa karena kelas tinggi. Heran dan merasa heran, aku yang memiliki keringat yang tidak aku tumpahkan tapi aku . . .??? di kasih uang saku pula. Di sana aku bukannya berjuang demi nama baik sekolah tapi aku malah enak-anakan diam, duduk, jajan, dll. Sementara temanku yang lain, panas-panasan. Lari-larian mengikuti perlombaan.
Di tahun pertama aku mengikuti perkemahan “Pramuka” senang, bahagia ku rasakan. Di waktu perkemahan pertama ini aku masih menjadi anggota, yang dimana sebagi anggota aku harus menerima segala aturan ataupun perintah dari ketua. Kebetulan yang menjadi ketua saat itu, aku mengenalnya karena dia “Bibi aku, namanya Siti Sa’adah”. Saat perkemahan berlangsung, disana aku di tunjuk untuk mengikuti berbagai perlombaan seperti MTQ, dan berbagai perlombaan yang berbau Pramuka. Karena aku akui, aku begitu suka dengan pramuka dan tahu tentang pelajaran kepramukaaan. Jadi disana aku selalu ada membantu rekan yang lainnya dalam menjalani perlombaan seperti Simapore, sandi morse, sandi kotak dan lainnya. Dan Alhamdulillah setiap perlombaan tidak sia-sia, kami disini mendapatkan juara dan mendapatkan banyak makanan dari hadiahnya. Tapi aku gak sempat menikmatinya dan aku pula tidak mengikuti acara yang begitu menyenangkan dan membuat lelah yaitu “Penjelajahan”. Karena aku harus bersiap-siap menunggu jemputan untuk mempersiapkan perlombaan di kecamatan mewakili desaku tercinta. Pemberian semangat terhadapku dari para panitia membuatku semakin tegar dan para panitia mengizinkanku untuk meninggalkan perkemahan sekalipun perkemahan belum selesai dilaksanakan. Tapi menurutnya dengan aku meninggalkan perkemahan pula, itu hal yang baik pula.
Perkemahan kedua di tempat/desa yang sama hanya letak perkemahannya yang berbeda, aku selalu terkontrol dengan didatangi ke tenda perkemahhan tiap menit ^_^ sambil menanyakan apa sudah makan atau belum dan yang terpenting dalam memperhatikanku itu saat itu karena mungkin merasa takut aku di apa-apain kali ya, karena saat itu suka ada yang dating ke tenda mendekat-dekati aku. Mungkin disana bapak kepala sekolah khawatir terhadapku.^_^. Saat aku sakit merawatku dan mengajak aku istirahat. Lucunya, saat itu aku melihat kepolosan bapakku yang dimarahi bapak kepala sekolah. “ari kamu kenapa punya anak teh di biarin wae, meni gak tahu anak sakit juga”. Dengan senyum-senyum campur perasaan malu bapak saat itu. Tapi disana aku gak benci kepada bapakku, karena bapak memang seperti itu adanya, dingin, cuek. Saat pulang dari perkemahan aku tidak seperti yang lainnya juga, tapi aku di antarkan. Kenapa begitu perhatiannya padaku? Kadang aku bertanya-tanya kenapa para guru sekalipun kepala sekolah begitu baik padaku. Sempat terfikir apa semua ini memang karena murni mereka suka, sayang karena aku dan prestasi aku? Atau karena aku anak sesame mereka. Karena mamah dan bapak aku mengajar disana sehingga mereka baik padaku. Di setiap hari saat pulang sekolah aku melawan teriknya matahari yang begitu panas, kadang disetiap perjalanan selalu ada saja para guru lewat yang kebetulan searah denganku. Padahal disana bukan hanya aku sendiri banyak temanku yang lainnya, tapi sempatnya untuk menahan motor yang di kendarainya mengajak aku pulang bersama. Aku sebagai anak yang belum tahu apa-apa dan begitu polos, merasa senang saat di ajak pulang bersama.karena tidak tahan melawan panasnya matahari di siang hari. Kadang motor yang di taiki itu, tidak kosong tapi tetap saja aku selalu saja di selipin. “ya Allah, tak akan aku lupakan kasih sayangnya”.
Dalam pembelajaran diberikan keringanan, para guru begitu baikku. Sempat ada yang bilang aku ini “Anak Emas para guru”. Karena mungkin aku begitu dekat dengan para guru. Alasan izin selalu terbalas dengan senyuman para guru. Dan aku selalu mendapatkan izin dan pemberian semangat “semoga berhasil”. Lagi-lagi aku mengikuti lomba, baik lomba yang bergrouf ataupun individu. “bapak bangga dengan prestasimu”, “berkata para guru”.
***
Berbagai penghargaanpun telah aku raih dalam bidang seni yang aku ikuti. Di sekolah, di Madrasah, di desa, di kecamatan semua ini karena mamah yang tak ada letihnya membimbing aku. Hmm, hanya saja di tahap kabupaten aku tidak pernah lolos. ^_^
***
Suatu hari membumingnya berbagai kontes-kontes yang di siarkan di TV, ada AFI, KDI. Dengan melihat bakatku yang cinta dalam dunia tarik suara menyarankan aku untuk mengikuti salah satu kontes. Pengeeeennnnn cih, biar nantinya aku bisa seperti yang selama ini selalu kubayangkan “pengen main film”. Hhe. Ilmu aktingku lumayan lha. Hha. Tapi takdir berkata lain.
 #tcan edit

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perjalanan DUka

Hikayati MTS 히가ㅑ티 (훗나)

Suka Korea n India